Search

Rabu, 06 April 2011

Bhuju’ Sara : cerita rakyat madura


Sultan Abdul Kadirun adalah Pangeran di Keraton Bangkalan. Pada suatu hari Sultan berencana untuk membuat sebuah masjid di pusat Kraton Bangkalan. Nama masjid itu adalah Masjid Agung Bangkalan. Masjid Agung Bangkalan memiliki 16 menara berukuran 15 meter. Namun satu diantara menara tersebut tingginya kurang 1 meter. Sultan bingung memikirkan bagaimana cara agar menara tersebut tingginya sama dengan menara lainnya, tanpa menambal atau membongkar menara tersebut.

Lalu pada suatu hari, Sultan mengumpulkan 44 orang dari Jawa dan Madura untuk membantu membuat menara tersebut agar ukurannya sama tanpa menambal dan membongkarnya. Namun diantara 44 orang tersebut hanya Sayyid Abdullah yang berani menyanggupinya.

Sayyid Abdullah memulai pekerjaannya, ia meminta beberapa helai kain putih kepada Sultan Abdul Kadirun untuk menutupi menara tersebut. Setelah itu, Sayyid Abdullah mengajak 44 orang tadi termasuk dirinya untuk membaca Surat Al- Fatihah dan Surat Yaa Siin sebanyak 44 kali. Ketika semua orang sudah membaca, maka Sayyid Abdullah membuka kain putih yang melilit di atas menara. Lalu semua terkaget, karena ukuran menara yang awalnya lebih kecil 1 meter menjadi sama dengan menara lainnya.

Berkat usaha Sayyid Abdullah yang telah membuat ukuran menara menjadi sama, Sultan Abdul Kadirun memberinya hadiah untuk pergi ke tanah suci dengan mengendarai perahu berukuran 170 cm X 90 cm.

Ketika pulang dari tanah suci, perahu yang ditumpangi Sayyid Abdullah tenggelam. Dan ia ditolong oleh ikan besar, penduduk sekitar memanggilnya Ikan Sara.

Pada akhir hayatnya, Sayyid Abdullah berwasiat agar dirinya dimakamkan di pinggir pantai Bangkalan. Tepatnya di desa Martajasah. Dan makam itu diberi nama Bhuju’ Sara. Sampai saat ini Bhuju’ Sara menjadi salah satu wisata religius yang banyak dikunjungi di Kota Bangkalan


Hoirul Anas 16-X2

Selasa, 22 Februari 2011

Pendapatan perkapita

Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita juga merefleksikan PDBper kapita.
Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.

Variabel yang digunakan untuk menghitung pedapatan perkapita adalah pendapatan nasional dan jumlah penduduk sehingga rumusnya :

Pendapatan perkapita = Jumlah pendapatan Nasional
Jumlah Penduduk


Pendapatan perkapita dan Pertumbuhan pendapatan perkapita
Untuk mendapatkan perkapita suatu tahun tertentu adalah dg cara membagi pendapatan pada tahun tertentu dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut.

GT = PNR¬¬¬t - PNRt-1 x 100%
PNRt-1






Kegunaan perhitungan pendapatan perkapita
1. MEMBANDINGKAN TINGKAT KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT DARI MASA KE MASA

2. MEMBANDINGKAN LAJU PERKEMBANGAN
EKONOMI ANTAR BERBAGAI NEGARA

3. MELIHAT BERHASIL TIDAKNYA PEMBANGUNAN
EKONOMI SUATU NEGARA.

TINGKAT PENDAPATAN PERKAPITA TIDAK SEPENUHNYA MENCERMINKAN TINGKAT KESEJAHTERAAN DAN TINGKATPEMBANGUNAN SUATU NEGARA, KARENA :
1. KELEMAHAN-KELEMAHAN YG BERSUMBER DARI KETIDAKSEMPURNAAN DALAM MENGHITUNG PENDAPATAN NASIONAL DAN PENDAPATAN PERKAPITA.
2. KELEMAHAN-KELEMAHAN YG BERSUMBER DARI KENYATAAN BAHWA TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT BUKAN SAJA DITENTUKAN OLEH TINGKAT PENDAPATAN MEREKA TETAPI JUGA OLEH ADANYA FAKTOR-FAKTOR LAIN.

 

Blogger news

Tentang mari bergabung denganku di situs jejaring ASLI INDONESIA

Blogroll

Protected by Copyscape Web Plagiarism Check